Thursday, November 12, 2009

Cara Mendapatkan Ilmu Laduni Menurut Alqur’an dan Sunnah

Bismillah….

Sebelum membaca artikel ini, mari luruskan dahulu yaqin kita kepada Allah….

Bahwa Makhluq ini tidak kuasa, tapi Allah yang maha kuasa!

Belajar (menuntut ilmu) diwajibkan untuk semua muslimin dan muslimat (hadits).

Tapi Hakikatnya ilmu dtang dari Allah bukan dari Belajar. Begitu pula rezeki datang bukan dari kerja kita.!

Kita Belajar karena perintah Allah dan Sunnah Nabi.

Jika Allah kehendaki, dengan belajar – Allah berikan ilmu

Jika Allah kehendaki, dengan belajar – tapi Allah tidak berikan ilmu

Jika Allah kehendaki, tanpa belajar pun – Allah berikan ilmu

Laailaha illallah

Belajar itu makhluq, Allah yang kuasa

+++++++++++++++++++++++++++++++++

Ilmu laduni /ilmu mauhub merupakan salah satu ilmu yang harus dimilki oleh orang yang ingin menjadi ahli tafsir alqur’an. Disamping harus mengusai 14 cabang ilmu lainnya seperti ilmu lughah, nahwu, saraf, balaghah, isytiqoqo, ilmu alma’ani, badi’, bayan, fiqh, aqidah, asbabunuzul, nasikh mansukh, ilmu qiraat, ilmu hadits, usul fiqah ( hukum-hukum furu’) dan ilmu mauhub ( fadhilah alqur’an, syaikh maulana zakariyya).

Ilmu ini adalah karunia khusus dari Allah swt.

A. Dalil-dalil ayat Al-qur’an tentang ilmu laduni/mauhub

1. “Dan Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah ayat 282)

2. “Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami (berjihad dan mendakwahkan agama) maka akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami (jalan-jalan petunjuk). Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang ihsan (muhsinin) (QS Al’ankabut [69] ayat 69).

3. “Katakanlah (hai Muhammad Saw.) Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan (QS Thaha [10] ayat 113).

4. “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. “(QS. Al-qashash [28], ayat 7).

5. “Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi: 65).

B. Hadits-hadits tentang ilmu mauhub/laduni

1. Hadits Bukhari -Muslim :

Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah orang itu Umar.” (Muttafaqun ‘alaihi)

2. Hadits At Tirmidzi :

“Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi ilmu laduni ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah firasat seorang mukmin itu benar? Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah”. (H.R At Tirmidzi).

3. Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib Ra:

Ilmu batin merupakan salah satu rahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah satu dari hukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya”.

4. Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :

Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber-sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).

5. Hadits riwayat Imam Ahmad Dalam kitab al-hikam

Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu Yang Belum Ia Ketahui”.

Imam Ahmad bin Hanbal ra. Bertemu dengan Ahmad bin Abi Hawari, maka Ahmad bin Hanbal ra. “Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah kau dapati dari gurumu Abu Sulaiman ra. “. Jawab Ibnu Hawari : “Bacalah subhanallah tanpa kekaguman”.Setelah dibaca oleh Ahmad bin Hanbal ra. : “Subhanallah” Maka berkata Abil Hawari ra. : “Aku telah mendengar bahwa Abu Sulaiman berkata : “ Apabila jiwa manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, nescaya akan terbang kea lam malakut (di langit), kemudian kembali membawa berbagai ilmu hikmah tanpa berhajat pada guru”. Imam Ahmad Bin Hanbal ra. Setelah mendengar keterangan itu langsung ia bangkit bangun/berdiri dan duduk ditempatnya berulang tiga kali, lalu berkata : “Belum pernah aku mendengar keterangan serupa ini sejak aku masuk islam”. Ia sungguh puas dan sangat gembira menerima keterangan itu, kemudian ia membaca hadits tadi.

(Tarjamah Kitab Alhikam Syaikh Ibnu Athoillah, H Salim Bahreisy, Victory Agencie, Kuala Lumpur, 2001, pp 33-34., Hadits ini juga tertulis di Fadhilah alqu’an penjelasan hadith ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur)

6. Dalam hadits majmu (Himpunan) hadist qudsy

Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan hati) dan ‘ilm [1].” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmKu.”

7. Dalam hadits qudsy (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H).

Allah mewahyukan kepada Isa As. untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa As. berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus

Perkara ini telah dijelaskan oleh sayyidina ‘ali ra. saat beliau menjawab pertanyaan orang ramai, “apakah beliau telah mendapatkan ilmu khusus atau wasiat khusus dari Rasulullah saw. yang hanya diberikan kepada beliau dan tidak kepada orang lain?”

Hazrat ‘ali ra. menjawab :” Demi Tuhan yang telah menciptakan surga dan jiwa-jiwa, aku tidak pernah mendapat apa-apa selain daripada ilmu yang Allah berikan kepada seseorang untuk memahami alqur’an!”

ibnu abi dunya rah. berkata bahwa pengetahuan daripada Al-quran dan apa-apa yang didapati daripada alqu’an begitu luas daripada alqur’an. Seorang pentafsir harus mengetahui 15 cabang ilmu yg disebutkan diatas. Tafsiran orang yang tidak mahir dalam ilmu-ilmu ini adalah termasuk tafsiran bil-rakyi (tafsir menurut fikiran sendiri) yang hal ini DILARANG OLEH SYARA’. Para sahabat ra. mendapat ilmu bahasa arab secara tabii dan ilmu-ilmu lain mereka dapati langsung dari ilmu kenabian (nabi SAW).

Nabi SAW bersabda :” Barang siapa yang berfatwa dalam masalah agama, tanpa ada ilmu maka baginya laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya ” (HR. Imam suyuti).

Jadi Ilmu laduni = ilmu dari Allah asbab hasil amal...karena Allah telah tunjukan cara mendapatkannya pada kita.

C. Cara mendapatkan ilmu dari Allah Swt.

ilmu laduni dan cara/jalan untuk mendapatkannya didalam ALQU’AN DAN HADITS :

1. Belajar

Termasuk bertanya dengan para ulama. Hendaknya belajar dengan guru mursyid yang menjaga dzikir dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

2. TAKUT KEPADA ALLAH

kitab alhikam, syaikh ibnu athoillah alasykandary (kepala madrasah alazhar-asyarif abad 7 hijriah) menyebutkan nukilan ayat dari alqur’anulkarim :

“wataqullaha wayu’alimukumullah” (Qs. Al baqarah ayat 282)

artinya : “Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian(Qs. Al baqarah ayat 282)

Sifat takut/tunduk/patuh hanya kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja ilmu laduni yang Allah beri tapi Allah akan tundukan semua makhluq padanya bahkan para malaikatpun akan berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin Allah), sebagai mana maksud dari haidts nabi SAW :

Nabi saw bersbda : “man khofa minallahi khofahu kulla syai waman khofa ghoirallah khofa min kulli syai”

artinya : “Barang siapa yang takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan takut/tunduk padanya. Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua makhluq akan (menjadi asbab) ketakutan baginya

Lihatlah kisah-kisah salafushalih kita, bagaimana pasukan dakwah sahabat berjalan diatas air melintasi sungai tigris irak, pasukan dakwah sahabat yang berjalan melintasi laut merah, mu’adz bin jabal ra shalat 2 rekaat maka gunung batu yang besar terbelah dua-membuka jalan untuknya, para sahabat terkemuka boleh mendengarkan dzikir benda-benda mati (roti dan mangkuk) .

Abu dzar alghifary ra. atas perintah khalifah umar ra., beliau ditugaskan utk memasukan kembali lahar gunung berapi yang sudah keluar dari kawahnya. maka atas izin Allah, lahar panas tsb masuk kembali ke kawah gunung tsb (hayatushabat).

Abdullah atthoyar ra. boleh terbang seprti malaikat yang punya sayap, maka ketika ditanya oleh rasulullah, apa yang menjadi asbab Allah berikan karomah tersebut, maka beliau menjawab ” saya pun tidak tahu, tapi mungkin karena aku dari sebelum saya masuk islam sampai sekarng pun saya tidak pernah minum khamr, …dst”.

3. MENGAMALKAN ILMU YANG DIKETAHUI

sebuah hadits menyebutkan bahwa nabi muhammad saw bersabda :

“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”

Artinya : Nabi SAW bersabda :” BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI”

4. TIDAK MENCINTAI DUNIA

‘alammah suyuti rah. berkata :“kamu menganggap bahwa ilmu mauhub adalah diluar kemampuan manusia. Namun hakikatnya bukanlah demikian, bahkan cara untuk menghasilkan ilmu ini adalah dengan beberapa asbab. Melalui ini Allah swt. telah menjanjikan ilmu tersebut. Asbab-asbab itu adalah seperti : beramal dengan ilmu yang diketahui, tidak mencintai dunia dan lain-lain….”

Sebagaimana dalam sebuah hadits, bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya : “Barang siapa yang zuhud pada dunia (tidak cinta dunia), maka akan Allah berikan kepadanya ilmu tanpa Belajar” (Fadhilatushaqat).

5. Berdoa

Semua itu datang bagi Allah, maka Rasulullah mencontohkan kepada kita agar senantiasa berdoa agar diberikan ilmu dan hidayah dari Allah swt. Sebagaimana dalam al-qur’an disebutkan :

“Wa qul rabbi zidnii ilma“

Artinya : Allah Swt. Berfirman : “Katakanlah (hai Muhammad Saw.) Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (QS Thaha [10] ayat 113)

Untuk menumbuhkan rasa takut pada Allah dengan dzikir

Untuk menumbuhkan zuhud pada Allah dengan mujahadah

Sedangkan Doa akan diterima jika kita ikhlash…..

Untuk itu kita harus belajar dan dibimbing oleh guru-guru yang mursyid.

6. Berdakwah

ika kita berdakwah (amr bil ma’ruf wa nahya ‘anil munkar) atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka Allah akan berikan kepada kita ‘ilm wa hilm (’ilmu dan kelembutan hati) langsung dari qudrat Allah swt. Sebagaimana Dalam surat al-‘ankabut ayat terakhir :

“Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami (berjihad dan mendakwahkan agama) maka akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang ihsan (muhsinin) (QS Al’ankabut [69] ayat 69).

Lafadz “ subulana” atau “jalan-jalan kami” bermakna juga “jalan-jalan petunjuk dari Allah” atau “jalan-jalan hidayah (ilmu-ilmu islam yang haq)”.

Sebagaimana juga dalam hadits qudsi (kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan keutamaan umat akhir zaman kepada Nabi isa as.,

Dari Abu Darda Ra. berkata : “Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabada, “Sesungguhnya Allah Swt berfirman kepada Isa As. : “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan/kemurahan hati) dan ‘ilm (ilmu) .” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmu-Ku.” [HR. Hakim. Katanya Hadits ini shahihmenurut syarat Bukhary, tetapi ia tidak meriwayatkannya, sedangkan adzahaby menyepakatinya". I/348]

Keterangan : Hadits ini juga terdapat pada Muntakhab hadits SyaikhulHadits Maulana Yusuf, Hadits No. 27, Bab ikhlash dan Juga terdapat pada kitab Ucapan Nabi Isa as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi.

Mengenai kisah dakwah kaum hawariyyin (pengikut Nabi Isa as.) :

- Allah mewahyukan kepada Isa As. untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus. (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H).

ilmu laduniadalah karunia khusus/khas bagi hambanya, terlebih bagi mereka yang telah ma’rifat. Orang yang telah ma’rifat akan mendapatkan segala-galanya karena tidak ada keinginan dunia dalam hatinya.

Nabi SAW bersabda : “man wajadallah wajada kulla syai, man faqadallah faqada kulla syai”

artinya : Barang siapa kenal kepada Allah maka ia akan mendapatkan segala-galanya

Barang siapa yang kehilangan Allah (tidak kenal Allah) maka ia kehilangan segala-galanya.”

( Kumpulan Khutbah jum’at romo kyai).

Dalam kitab kimiyai saadat, bahwa ada tiga jenis manusia yang tiadak akan bisa memahami alqur’an :

- Pertama : Seorang yang tidak memahami bahasa arab

-Kedua : Orang yang berkekalan dengan dosa-dosa besar dan bid’ah. Ini karena dosa dan amalan bid’ah itu akan menghitamkan hatinya yg menyebabkan dia tidak mampu memahami alqur’an.

_ketiga : Orang yang yakin hanya terhadap makna-makna dhahir saja dalam hal-hal aqidah (mengambil makna dhohir dari ayat/hadits mutasyabihat, aqidahnya bermasalah: mu’tazillah, mujasimmah dsb). Perasaanya tidak dapat menerima apabila dia membaca ayat alqu’an yang bertentangan dengan keyakinannya itu. Orang yang demikian tidak akan bisa memahami alqur’an.

“Ya Allah Peliharalah kami daripada mereka!”

Rujukan :

Al hikam, ibnu athoillah alasykanadary

Buletin Islam Al Ilmu Edisi 31/II/I/1425. (Buletin sesat wahaby)

Fadhilah alqu’an penjelasan hadith ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur.

Kumpulan Khutbah Jum’at romo kyai, ponpes alfatah -temboro, magetan jawa timur.

Muntakhob ahadits, syaikh sa’ad, Pustaka ramadhan , Bandung.

Lampiran Hadits-hadits Pendukung:

1. Nasihat imam syafei :

Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34

Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut 1986) p.48

Artinya :

فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح

فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح

Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.

Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?

[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]

sayang bait dari diwan ini telah dihilangkan oleh wahaby laknatullah dalam kitab diwan safei yg dicetak oleh percetakan wahaby…..

2. Nashihat IMAM MALIK RA:

و من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق
من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق
و من جمع بينهما فقد تخقق

“ dia yang sedang Tasawwuf tanpa mempelajari fikih rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawwuf rusaklah dia . hanya dia siapa memadukan keduannya terjamin benar .

Hikmah kisah Hassan basri rah. dan Rabi’atul-Adawiyyah rah.

Hassan Basri rah. berkata dengan niat hendak menunjukkan keramatnya kepada orang lain yang ia dapat menguasai air (seperti Nabi Isa a.s. boleh berjalan di atas air). Rabi’atul-Adawiyyah berkata, “Hassan, buangkanlah perkara yang sia-sia itu. Jika kamu hendak benar memisahkan diri dari perhimpunan Aulia’ Allah, maka kenapa kita tidak terbang sahaja dan berbincang di udara?” Rabi’atul-adawiyyah berkata bergini kerana beliau ada kuasa berbuat demikian tetapi Hassan tidak ada berkuasa seperti itu. Hassan meminta maaf. Rabi’atul-Adawiyyah berkata, “Ketahuilah bahawa apa yang kamu boleh buat, ikan pun boleh buat dan jika aku boleh terbang, lalat pun boleh terbang. Buatlah suatu yang lebih dari perkara yang luarbiasa itu. Carilah ianya dalam ketaatan dan sopan-santun terhadap Allah.”

Dakwah dan tabligh : Mereka itu Berjalan Kaki di Atas Permukaan Bumi Untuk Memberi Nasihat


Risalah ini terdiri dari :

A. Mengikuti kerja shahabat Nabi (Menyabarkan agama ke seluruh Alam)

B. Mereka itu Berjalan Kaki di Atas Permukaan Bumi Untuk Memberi Nasihat

C. Keutamaan Mengunjungi (ziarah/silaturahmi) kepada saudara Muslim Karena Allah

D. Tanggung Jawab/medan Dakwah Ummat Muhammad

Dakwah dan tabligh : Mereka itu Berjalan Kaki di Atas Permukaan Bumi Untuk Memberi Nasihat


Bismillah

Ba’da tahmid dan shalawat

Semoga Allah memberikan kita hidayah dan menjadikan kita asbab hidayah ke seluruh alam. Semoga Allah menggunakan diri, waktu, fikr dan harta kita untuk senantiasa menyebarkan agama Allah di muka bumi. Sebagian risalah ini saya ambil dalam “kitab hayatushabat”, sebuah kitab yang berisi kisah-kisah kehidupan para shahabat radhiyallahu’anhum.

Kita ketahui bahwa nabi Muhammad Saw. adalah rasul yang setiap saat berdakwah menyebarkan agama Allah dan memikirkan bagaimana agama ini wujud dalam diri setiap ummat diseluruh alam sampai hari kiamat. Amalan rasulullah ini diamalkan oleh para shahabat sehingga mereka menjadi ummat terbaik. Kerja dakwah dan tabligh adalah kerja nabi Muhammad Saw. dan kerja/tugas ummat ini.

Dakwah artinya mengajak (bukan mengajar atau menggurui)

Tabligh artinya menyampaikan (menyampaikan apa yang kita ketahui walaupun satu ayat)

A. Mengikuti kerja shahabat Nabi (Menyebarkan agama ke seluruh Alam)

Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim, Abdullah ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata: “Barangsiapa yang ingin meniru, hendaklah ia meniru perjalanan orang yang sudah mati, yaitu perjalanan para sahabat Nabi Muhammad SAW, karena mereka itu adalah sebaik-baik ummat ini, dan sebersih-bersihnya hati, sedalam-dalamnya ilmu pengetahuan, dan seringan-ringannya penanggungan. Mereka itu adalah suatu kaum yang telah dipilih Allah untuk menjadi para sahabat NabiNya SAW dan bekerja untuk menyebarkan agamaNya. Karena itu, hendaklah kamu mencontohi kelakuan mereka dan ikut perjalanan mereka. Mereka itulah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berdiri di atas jalan lurus, demi Allah yang memiliki Ka’bah!” (Hilyatul-Auliya’ 1:305).

Hasan Basri Rah. mengatakan : “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka dialah khalifatullah di bumi, dan dialah khalifaturrasul dan dialah khalifatul kitab (al-qur’an)” . (Hilyatul-Auliya’, Bahkan perkataan ini terdapat pada kitab amr bil ma’ruf nahi ‘anil munkar – Ibnu taymiyah).

B. Mereka itu Berjalan Kaki di Atas Permukaan Bumi Untuk Memberi Nasihat

Al-Baihaqiyy dan An-Naqoosy telah mentakhrijkan di dalam mu’jamnya dan Ibn An-Najjaar daripada Waaqid bin Salaamah daripada Yaziid Ar-Riqoosyiyy dari Anas ra. Bahawa Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallaam telah bersabda (mafhuumnya) :

Sudikah aku kabarkan kepada kalian akan qaum-qaum yang mana mereka itu adalah bukan para anbiyaa` dan buka pula para syuhadaa`, (walhal) pada hari qiyaamat (nanti) para anbiyaa` dan para syuhadaa` merasa ghibtoh (iri hati) terhadap mereka itu lantaran manaazil (status- status) mereka (begitu dekat) dengan Allah, di atas minbar-minbar daripada nuur mereka dikenali. Lalu mereka (para Sahabat r.ahum) Bertanya : siapakah mereka itu wahai Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallaam? Baginda menjawab (mafhuumnya) : al-ladziina yuhabbibuuna `ibaadaloohi ilAllahi, wa yuhabbibuunAllaha ilaa `ibaadihi, wa yamsyuuna `alal-ardhi nushan; artinya: (yaitu) orang-orang yang menjadikan para hamba Allah dicintai oleh Allah SWT , dan menjadikan Allah SWT dicintai oleh para hambanya, dan mereka itu berjalan kaki di atas (permukaan) bumi dalam hal keadaan memberikan nasihat.

Maka aku berkata : ini menjadikan Allah SWT dicintai oleh para hambanya, maka bagaimanakah mereka menjadikan para hamba Allah SWT dicintai oleh Allah SWT ? Jawab baginda Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallaam (mafhuumnya) : mereka itu menyuruh para hamba Allah dengan apa yang Allah SWT suka dan mereka itu mencegah para hamba Allah SWT daripada apa yang Allah SWT benci, maka apabila para hamba Allah SWT itu mentho’ati mereka lalu Allah `azza wa jalla menyintai mereka itu (yakni para hamba Allah itu). [Hayaatush-Shohaabah, juzu` 3, halaman 288 dan 289 - Risalah Fikir (229)]

Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda, Tidak beriman seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang laki-laki) hingga Aku lebih dicintainya daripada keluarga, hartanya, dan semua orang
[Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 62]

Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, Tanda kemunafikan adalah membenci sahabat Ansar dan tanda keimanan adalah mencintai sahabat Ansar Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 108

Hadis riwayat Al Barra’ ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda tentang kaum Anshar, Yang mencintai mereka hanyalah orang yang beriman dan yang membenci mereka hanyalah orang munafik. Siapa yang mencintai mereka, maka Allah mencintainya, siap yang membenci mereka, maka Allah membencinya [Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 110]

Hadis riwayat Abu Said Al Khudhri ra., Dari Tarek bin Syihab ra. ia berkata, Orang yang pertama berkhotbah pada hari raya sebelum salat Id, adalah Marwan. Ketika itu ada seorang berdiri mengatakan, salat Id itu sebelum khotbah! Marwan menjawab, telah ditinggalkan apa yang ada di sana. Abu Said berkata, Orang ini benar-benar telah melaksanakan kewajibannya, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran (hal yang keji, buruk), hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya, itu adalah selemah-lemah iman
[Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 70]

C. Keutamaan Mengunjungi (ziarah/silaturahmi) kepada saudara Muslim Karena Allah

riyadushalihin hadits 361

361. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. bahawasanya ada seorang lelaki berziarah kepada seorang saudaranya di suatu desa lain, kemudian Allah memerintah seorang malaikat untuk melindunginya di sepanjang jalan – yang dilaluinya. Setelah orang itu melalui jalan itu, berkatalah malaikat kepadanya: “Ke mana engkau menghendaki?” Orang itu menjawab: “Saya hendak ke tempat seorang saudaraku di desa ini.” Malaikat bertanya lagi: “Adakah suatu kenikmatan yang hendak kau peroleh dari saudaramu itu?” Ia menjawab: “Tidak, hanya saja saya mencintainya kerana Allah.” Malaikat lalu berkata: “Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah untuk menemuimu – guna memberitahukan – bahawa sesungguhnya Allah itu mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu karena Allah.” (Riwayat Muslim - Riyadushalihin Anawawi , Hadits No. 361)

sayangi yang dibumiArtinya : Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam :

“Sayangilah penduduk Bumi, maka penduduk langit (malaikat) akan menyayangi kalian (HR Atirmidzi).

D. Tanggung Jawab/medan Dakwah Ummat Muhammad

SEBAIK-BAIK PEMBERIAN (SEDEKAH) ADALAH MENASIHATI /MENGINGATKAN MENGENAI IMAN DAN AMAL SHALIH (AMALAN AGAMA) SEHINGGA KITA TERLEPAS DARI TUNTUTAN (TANGGUNG JAWAB) SAUDARA-SAUDARA KITA DIAKHIRAT.

  1. Dakwah pada diri sendiri dan keluarga

[66:6] Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS Attahrim ayat 6)

2. Dakwah kepada Jiran/tetangga, sahabat dan orang-orang dekat/kerabat

[26:214] Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, (QS Asysu’ara 214)

3. Dakwah kepada Umat didaerah sendiri dan daerah lain


[6:92] Dan ini (Al Quraan) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quraan) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. (QS Al an’am 92).

4. Dakwah kepada Ummat diseluruh dunia


[3:110] Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali imran 110).

Sebarkan risalah ini, semoga Allah jadikan kita asbab hidayah bagi ummat…amiin

Monday, November 9, 2009

mantap kan iman

Assalamualaikum... itu lah ucapa yg mula kita ucapkan sebagai hak bagi org Islam
setelah mendengarkan ucapan itu aku balas dengan lebih.. lalu bertanyakan keadaan diri org disana"Iman sihat ke'' ?
apa yg dijawap "Iman mana''? nampak sgt tak ambil berat ttg Iman, Masyaallah!
lalu aku katakan"Iman didada" apa yg dijawap, ''boleh la cam gitu2''

Iman lah yg Allah nak tanya nanti, amal soleh, dan perkara syariat yg lain .
satu nya iman lah kita kena jaga sbb dgn iman mudah bagi kita nak lakukkan perintah Allah, (insyaAllah) dan susah untuk kita lagar larangan Allah(insyaallah).. macam mana manusia hidup hari nie tanpa membesarkan kebesaran Allah, hari demi hari hanya kebesaran dunia saja yg masuk, tgk rumah besar kereta besar perniagaan anak bini dan macam2 perkara yg tidak sepatut itu lebih aku cintai..astagfirullah...Ya Allah ampun kan kami Ya Allah..kejahilan ini semua salah kami..

kami mengaku umat Nabi Muhammad S.A.W..yg mana umat terbaik tapi terlalu banyak perkara kami lakukan merosakkan perasaan Nabi S AW. tak buat kerja Nabi S A W, tak ikut cara Nabi S A W dan para sahabat..hanya berilmu tapi untuk menjadi popular dan mendapat kedudukan dunia, Inilah umat Nabi S AW hari ini, masing2 mengaku tapi tak mahu korban macam mana Nabi S AW berkorban utuk agama Allah ini macam mana sahabat2 sahabiah2 berkorban sanggup tinggalkan kesenangan harta ,masa, diri semua nya diguna kan untuk ugama Allah, itulah iman meraka mantap sebab meraka faham dunia hina tak ada nilai walau sebelah kepak nyamuk sekali pun...


kalimah tauhid yg meraka lafazkan mmgg betul menyerap, bukan sekadar dibibir.
dalam hati cuma ada Allah, Allah lah segala nya, Allah bagi senang , Allah bagi susah, Allah bagi sedap , Allah bagi rezeki, semua nya Allah,sikit pun meraka tidak ragu dengan Allah,

Hari ini kita mahu ucap kan kalimah La ila ha ila Allah keluarkan kebesaran makhluk dari dalam diri dan hanya ada Allah sahaja dalam Hati.. InsyaAllah sambung lain kali

Thursday, November 5, 2009

BAYAN MASTURAH ( wanita dikalangan umat )




Maulana Muhammad Ihsan


Tuan-tuan yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala, sebagaimana Allah telah menciptakan
langit dan bumi, Allah Ta’ala juga menciptakan manusia berpasangan, lelaki dan wanita.
Jika tiada wanita, maka tiadalah manusia di dunia ini. Daripada kalangan manusia,
sebahagiannya Allah jadikan lelaki, dan sebahagiannya Allah jadikan wanita. Hazrat
Muhammad (sallalaahu alayhi wasalam), penghulu dan penutup segala nabi-nabi. apabila
menyampaikan risalah Allah ta’ala kepada manusia, baginda (sallalaahu alayhi wasalam)
mengajarkannya kepada lelaki, dan juga baginda (sallalaahu alayhi wasalam)
mengajarkannya kepada wanita.

Sebagaimana juga para sahabat (radiyalaahu anhum), dikalangan mereka, lelaki
mendakwahkan manusia kepada Allah, wanita juga mendakwahkan manusia kepada
Allah.

Hazrat Umar (radiyalaahu anhu) menerima Islam dengan asbab adik perempuannya.

Hazrat Usman (radiyalaahu anhu) bercerita perihal keIslamannya, “Apabila daku pulang
ke rumah, makcik ku Sa’adah sedang duduk-duduk. Aku duduk berdekatan dengannya,
dan dia mula mendakwahkan daku kepada Islam. Perbicaraan beliau amat menyentuh
perasaan ku. Apabila beliau meninggalkan ku, daku pergi berjumpa dengan sahabatku
Abu Bakar untuk meminta nasihat. Abu Bakar memberitahukan bahawa apa yang
diperkatakan oleh makcik ku itu semuanya adalah benar. Abu Bakar berkata bahawa
Muhammad (sallalaahu alayhi wasalam) adalah sesungguhnya pesuruh Allah serta
mengesaku mengambil seruan baginda (sallalaahu alayhi wasalam). Ketika itu juga
Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam) memasuki rumah dan aku terus memeluk Islam.”


Ikrimah (radiyalaahu anhu), anak kepada Abu Jahal, masuk Islam melalui asbab dakwah
dari isterinya. Amr ibn Al Aas (radiyalaahu anhu) masuk Islam melalui asbab dakwah
makciknya. Dengan pengorbanan diri (masa, perasaan dan nyawa) serta harta mereka,
usaha agama telah dilaksanakan oleh para sahabat dikalangan lelaki (radiyalaahu anhum)
dan usaha agama juga telah dilaksanakan oleh para sahabat dikalangan wanita
(radiyalaahu anhum). Tingkat pengorbanan tertinggi pada Jalan Allah Ta’ala adalah
apabila nyawa yang ada pada mereka dipertaruhkan, dan berbelanja segala harta yang ada
pada mereka di Jalan Allah Ta’ala. Sebahagian besar para sahabat (radiyalaahu anhum) di
kalangan lelaki yang harta yang ada pada mereka, tetapi yang pertama-tama berkorban
harta yang ada pada dirinyadi Jalan Allah adalah seorang wanita, Khadijah (radiyalaahu
anha). Manakala dalam pengorbanan diri, seseorang mungkin boleh memberi masa
sepagi atau sepetang di Jalan Allah, dan tingkatan yang paling tinggi adalah apabila
seseorang itu memberi nyawa untuk syahid di Jalan Allah. Ramai dikalangan para
sahabat (radiyalaahu anhum) yang syahid di Jalan Allah, tetapi yang pertama-tama syahid
di Jalan Allah adalah seorang wanita, Sumaiyyah (radiyalaahu anha). Ganjaran
pengorbanan dikalangan semua mereka yang berkorban masa, diri, perasaan dan harta di
Jalan Allah hingga ke Hari Qiamat, semua ganjaran-ganjaran tersebut dinikmati oleh
Khadijah dan Sumaiyah (radiyalaahu anhuma).

Sebagaimana hijrahnya Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam) ke Madinah, semua
puteri-puteri baginda (sallalaahu alayhi wasalam) turut berhijrah. Rasulullah (sallalaahu
alayhi wasalam) telah tunjukkan bagaimana usaha agama dibuat dikalangan lelaki, dan
baginda (sallalaahu alayhi wasalam) juga telah tunjukkan bagaimana usaha agama dibuat
dikalangan wanita. Apabila Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam) menderita kelaparan,
semua puteri-puteri baginda (sallalaahu alayhi wasalam) dan anak-anak mereka
(radiyalaahu anhum) juga menderita kelaparan.

Sebagaimana Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam) keluar ke Jalan Allah, puteri
baginda yang dikasihi, Zainab (radiyalaahu anha) juga keluar ke Jalan Allah.

Semasa di Madinah, Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam) telah menyertai 45 ghazwah


(ekspidisi menegakkan kalimat Allah), isteri-isteri baginda (sallalaahu alayhi wasalam)
juga menyertai ghazwah tersebut.

Jika kita mengharapkan seluruh dunia menerima agama Allah, kesemua lelaki dan wanita
dikalangan kita juga mesti mennjerumuskan diri dalam usaha agama sebagaimana
mereka. Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam) telah mengajar dan menunjukkan cara
untuk menyampaikan agama kepada kaum lelaki, serta baginda (sallalaahu alayhi
wasalam) juga telah mengajar dan menunjukkan cara untuk menyampaikan agama
kepada kaum wanita. Sebagaimana, kaum lelaki dikalangan umat ini diberikan kemuliaan
oleh Allah Ta’ala sebagai Naib Nabi (sallalaahu alayhi wasalam), kaum wanita
dikalangan umat ini juga diberikan kemuliaan oleh Allah Ta’ala sebagai Naib Nabi
(sallalaahu alayhi wasalam). Sebagaimana, kaum lelaki dikalangan umat ini adalah
bertanggungjawab terhadap usaha hidayat kepada seluruh manusia, kaum wanita
dikalangan umat ini juga bertanggungjawab terhadap usaha hidayat kepada seluruh
manusia.

Fahamilah, usaha agama yang dibuat oleh Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam), usaha
agama terhadap kaum wanita, usaha agama oleh kaum wanita, dan untuk mengusahakan
usaha agama atas kaum wanita, adalah tersangat penting. Mafhum hadith Rasulullah
(sallalaahu alayhi wasalam): “Seorang wanita solehah lebih baik daripada 70 orang wali
(atau lelaki soleh). Seorang wanita yang jahat akhlaqnya, lebih buruk daripada 1000
orang lelaki yang jahat akhlaqnya.” Oleh itu, usaha pembaikan atas kaum wanita
memberikan menafaat yang lebih besar, manakala kelalaian terhadap usaha pembaikan
atas kaum wanita menjerumuskan kepada kemudharatan yang tersangat besar.

Sebagaiamana kaum lelaki perlu banyakkan dakwahkan kebesaran Allah setiap hari
untuk tingkatkan iman, kaum wanita juga perlu banyakkan dakwahkan kebesaran Allah
setiap hari untuk tingkatkan iman. Suasana di rumah adalah suansana yang dibentuk oleh
wanita. Wamita sentiasa berada di rumah, dan anak-anak adalah lebih dekat dengan ibu
mereka. Ibu yang pakaikan mereka pakaian. Ibu yang masakkan mereka makanan.
Kebiasaannya sifat ibu adalah lebih lembut, manakala bapa adalah lebih tegas. Kedua-


dua sifat ini perlu untuk mendidik anak-anak dengan betul. Salah seorang antara ibubapa
perlu bersifat lembut, dan yang seorang lagi bersifat tegas. Jika kedua-dua ibubapa
berlembut, anak-anak biasanya tidak mendapat pendidikan yang sempurna. Jika kedua-
dua ibubapa bersikap tegas, anak-anak juga tidak mendapat pendidikan yang sempurna.

Kebiasaannya, bapa yang bertegas dengan anak-anak: Kenapa tak buat itu, kenapa tak
buat ini. Ibu mencurahkan kasih saying dan berlembut dengan anak-anak, sediakan
mereka makan minum dan sukakan mereka. Jika si ibu sentiasa beritahu anak-anaknya:
ayah kamu tu, kejap-kejap keluar (ke Jalan Allah), asyik keluar je, bukan nak jaga
rumahtangga, abaikan anak isteri saja; jika anak-anak sentiasa dengar kata-kata sebegini
dari ibu mereka, mereka akan membesar memusuhi ayah mereka sendiri dan membenci
agama serta usaha agama. Sebaliknya jika ibu sentiasa beritahu anak-anaknya: ayah kamu
tu seorang yang baik, dia cuba beri masa untuk agama dan keluar ke Jalan Allah, apa
yang dia buat tu bagus dan dia usaha sungguh-sungguh, mak pun patut buat macam ayah,
dan kamu pun patut buat macam ayah; jika anak-anak dengar kata-kata sebegini dari ibu
mereka, mereka akan membesar menyayangi ayah mereka dan cinta kepada agama dan
usaha agama.

Kerja yang paling besar bagi kaum wanita umat ini adalah untuk mewujudkan suasana
iman di dalam rumah-rumah mereka. Untuk mewujudkan suasana iman dalam rumah,
tidak perlu bagi seseorang wanita untuk jadi ‘alimah atau lulusan dari pusat pengajian
tinggi agama. Setiap wanita boleh saja mewujudkan suasana iman di rumah.

Bagaimana untuk mewujudkan suasana iman? Sentiasalah berkata-kata tentang iman.
Mengikut tahap kefahaman seseorang kanak-kanak, ibu-ibu berkata-kata dan bercakap-
cakap dengan anaknya mengenai 3 perkara:

1. Pertama, apa-apa saja yang boleh dilihat dan dipandang oleh kanak-kanak, ibu-ibu
beritahu mereka bahawa semua itu diciptakan oleh Allah Ta’ala. Langit, bulan, bintang-
bintang, semuanya ciptaan Allah. Gunung-ganang, lautan-lautan, pokok-pokok, segala
apa yang di darat dan di langit adalah ciptaan Allah. Kapalterbang yang ibu dan anak
baru saja melintas terbang di udara, logam yang dibuat kapalterbang itu adalah ciptaan

Allah. Juruterbang yang memandu pesawat itu juga diciptakan oleh Allah. Allah yang
Maha Pencipta juga Maha Memelihara ciptaanNya. Seorang ibu perlu mengucapkan
dengan lidahnya kata-kata seperti itu kepada anak-anaknya, dan ajar and asuhlah anak-
anak supaya mengucapkan kata-kata sedemikian juga dengan lidak mereka.

2. Kedua, rumah kediaman dan apa-apa saja yang ada dalam rumah, yang mana seorang
ibu seharusnya memberitahu anak-anaknya rumah kediaman dan apa-apa saja yang ada
dalam rumah mereka adalah pemberian dari Allah. Allah yang memberikan kita rumah
ini. Allah yang beri kita pakaian. Allah yang berikan kita makanan. Allah yang berikan
kita pen ini. Bila ayah balik ke rumah dan letakkan kuffiyah atas kepala anak lelakinya
yang masih kecil, emaknya lalu bertanya si anak, siapa yang beri kuffiyah tu? Anaknya
jawab, Ayah yang berikan pada saya. Emak patut jawab, Bukan, bukan ayah yang
berikan, Allah yang berikan. Si anak mungkin akan berkata lagi, ayah yang berikan, tapi
emak hendaklah mengulang-ulang beritahu si anak bahawa Allah yang berikan, sehingga
lekat di hati anak bahawa Allah yang berikan.
Doa selepas makan bermaksud kita mensyukuri nikmat makanan dan minuman yang
Allah berikan kepada kita. Bukan mak ayah yang beri makanan, tapi Allah yang beri
makanan. Apabila bangun dari tidur doa dibaca mensyukuri Allah yang membangkitkan
kita dari tidur. Nampaknya seperti emak ayah yang tidurkan dan kejutkan anak, tapi
Allah yang tidurkan dan kejutkan si anak. Fikiran dan hati anak-anak perlu diasuh dan
disemai bahawa Allah yang Maha Memberi dan Maha Memelihara. Apa yang
diperkatakan oleh emak, perlu diperkatakan juga oleh ayahnya.
Apabila anak-anak hendakkan sesuatu, mereka akan pergi meminta pada ibu mereka. Bila
mereka pergi kepada ibu mereka, ibu hendaklah mengajar mereka meminta pada Allah
untuk segala keperluan. Anak lelaki pergi pada mak beritahu, mak, saya nak pen.
Emaknya hendaklah beritahu dia, Allah yang berikan kamu pen lama, Allah juga lah
yang akan berikan kamu pen baru. Sayang, pergi ambil wudhu’ dan solat dua rakaat,
kemudian doa minta pada Allah supaya Allah berikan pen baru. Anak perempuan pergi
pada mak beritahu, mak, saya nak kasut baru. Emaknya hendaklah beritahu dia, Allah
yang berikan kamu kasut lama, Allah juga lah yang akan berikan kamu kasut baru.


Sayang, pergi ambil wudhu’ dan solat dua rakaat, kemudian doa minta pada Allah supaya
Allah berikan kasut baru. Ibu-ibu hendaklah sentiasa menggesa anak-anak untuk meminta
pada Allah sehingga dengan sendirinya, menjadi kebiasaan anak-anak untuk meminta
pada Allah. Anak-anak belajar untuk meminta pada Allah bagi segala keperluan mereka
bila mereka lihat ibubapa mereka juga sentiasa meminta pada Allah untuk segala sesuatu.
Ibubapa yang mana mengasuh adan mengajar anak-anak mereka untuk meminta pada
Allah atas segala keperluan, sebenarnya telah mengajar anak-anak mereka pengajaran
sepanjang hayat anak-anak mereka.

Di rumah misalnya, ada anak perempuan yang berumur 7 tahun, anak lelaki berumur 5
tahun, dan anak lelaki berumur 2 tahun. Apabila ayah pulang ke rumah, didapatinya anak
lelaki yang berumur 2 tahun itu menghidapi demam. Apa yang dia buat? Ayah berkata,
cepat ambil dompet duit saya, cepat bawa anak yang demam tu masuk ke kereta, lekas
bawa pergi jumpa doctor. Iman anak-anak yang lain akan terkesan. Anak-anak Anak-
anak akan berfikir, bila ayah saya perlu pertolongan, pertama-tama dia cari duit dulu.
Anak-anak akan berfikir, ibubapa saya mengajar saya untuk meminta hanya kepada
Allah, tapi bila mereka sendiri perlukan bantuan, mereka tuju kepada duit dulu.
Kepercayaan yang mengatakan bahawa duit adalah penyelesaian segala masalah adalah
akar umbi kepada segala kejahatan. Sistem pemerintahan kerajaan yang dipenuhi dengan
rasuah, adalah kerana kejahatan yang dibawa oleh duit. Para peniaga dan pedagang
menipu kerena kejahatan yang dibawa oleh duit. Rompakan dan kecurian berlaku adalah
kerana salah yakin kepada duit.

Hari ni, dalam setiap rumah, dalam keadaan suasana salah yakin ibubapa dan keluarga
kepada duit, anak-anak dilahirkan. Jadi, sepatutnya apa yang perlu dilalukan? Anak-anak
tadi patut dipanggil oleh kedua ibubapa mereka, dan diberitahu, Nak sayang, adik kamu
berdua tengah demam, dari mana datangnya demam ni? Allah yang datangkan demam
dan hanya Allah yang boleh menyembuhkan demam. Jadi, kamu berdua pergi ambil
wudhu’, mak dengan ayah pun akan berwudhu’. Lepas tu kamu berdua solat, mak dengan
ayah pun akan bersolat. Kamu berdua du’a pada Allah untuk sembuhkan adik kamu dari
demam, mak dengan ayah pun akan du’a pada Allah untuk sembuhkan adik kamu dari


demam. Bila kita beri sedekah, Allah akan hilangkan kesusahan kita. Ambil duit ni, pergi
sedekahkan kepada makcik fulan, yang suami dia dah meninggal tu. Kemudian baru kita
pergi jumpa doctor dan minta ubat untuk adik, tapi bukan ubat yang sembuhkan, yang
hanya boleh sembuhkan adik ialah Allah.

Sudah lebih 70 tahun usaha da’wah dan tabligh telah berjalan, tapi dalam beberapa
keadaan, kesannya sangat perlahan. Mengapa? Kerana ibubapa Islam, khususnya ibu-ibu
kepada anak-anak Islam di merata dunia, menyibukkan diri di dalam rumah-rumah
mereka merosakkan iman anak-anak mereka sendiri. Dari segi jumlahnya, kaum wanita
adalah lebih ramai dari kaum lelaki, dan kaum lelaki yang melibatkan diri dengan kerja
da’wah dan tabligh adalah lebih sedikit jumlahnya. Dari usaha kaum lelaki yang terlibat
dengan kerja da’wah dan tabligh, jika mereka dapat mengajak dan menyakinkan 1000
orang lelaki untuk lebih dekat dengan Allah, dalam masa yang sama 100,000 orang
kanak-kanak Islam dirosakkan iman mereka oleh kaum wanita dan ibu-ibu di dalam
rumah-rumah mereka. Amat malang sekali, kita dapati hari ini, rumah-rumah orang Islam
telah menjadi kilang-kilang merosakkan iman. Oleh sebab itulah, adalah sangat mustahak
di segenap penjuru di seluruh dunia, di rumah-rumah orang Islam, perlu ditukar menjadi
tempat untuk membina iman. Kita semua akan jadikan rumah-rumah kita tempat
membina iman, insha’Allah!? (Hadirin menjawab serentak: Ya, bahkan!)

Suasana iman di rumah akan menerbitkan suasana solat. Menjangkau umur 7 tahun, solat
perlu mula didirikan oleh anak-anak. Kebiasaannya apa yang terjadi pada anak itu ialah:
“Biarkanlah dia bermain, biarkanlah dia berseronok dan makan-makan, bila dia besar
nanti, tahulah dia untuk solat.” Apabila ana-itu telah menjangkau umur 11 atau 12 tahun,
dan tabi’at buruk telah menular, langsung dia tidak melaksanakan solat. Kasih sayang
sejati terhadap kanak-kanak ada pada diri Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam)
sebagaimana yang telah ditunjukkan kepada kita. Ketika berumur 7 tahun, anak-anak
perlu disuruh untuk bersolat. Dia patut diajar cara solat dengan betul. Kelebihan,
menafaat dan keuntungan dalam mendirikan solat, cara-cara solat yang betul, tatacara
solat perlu diajarkan kepada mereka. Apabila solat telah dikerjakan oleh mereka, amal-
amal lain perlu diasuh untuk mereka kerjakan. Anak-anak perlu di asuh untuk


memulakan zikir. Anak-anak perlu mulai diasuh untuk mengamalkan tasbeehat di waktu
pagi dan petang, dengan duduk di satu tempat dalam keadaan tenang. Kaum wanita di
kalangan para sahabat Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam) biasa mengajar dan
mengusahakan tabiat untuk berpuasa pada anak-nak mereka walaupun pada usia yang
masih mentah.

Tasbeehat 300x diwaktu pagi dan 300x di waktu petang, setiap wanita perlu kerjakan di
rumah-rumah dengan duduk menghadap qiblat. Setiap wanita perlu setiap hari tilawah
Quran satu juzuk sehari. Mengajar membaca Quran dengan tajwid kepada anak-anak
adalah tanggungjawab ibu-ibu, dengan bantuan bapak-bapak. Bapak-bapak yang keluar
ke Jalan Allah, jika tak belajar betulkan tajwid mereka, bagaimana nak betulkan tajwid
isteri-isteri di rumah? Anak-anak perlu digalakkan untuk sentiasa bertilawah Al-Quran.
Jika mana-mana mereka menadi hafiz, alhamdulillah, ucapan kesyukran kepada Allah.
Jika tidak pun keseluruhan Al-Quran, sekurang-kurangnya surah-surah yang boleh
mereka bacakan didalam solat mereka. Tanggungjawab utama agar anak-anak belajar Al-
Quran terletak pada ibubapa, bukan tanggungjawab pihak sekolah dan guru-guru.

Sebelum atau selepas melakukan sesuatu pekerjaan, ibu perlu mengamalkan doa-doa
masnoon, ayah juga perlu berbuat demikian, dan amaln ini perlu diajarkan kepada anak-
anak juga. Jadi suasana dalam rumah diseliputi oleh suasana membina iman, solat, zikir
dan doa-doa masnoon. Tangan-tang sibuk bekerja, manakala lidak dibasahi dengan
berzikir. Apak-bapak pergi kerja, anak-anak pergi ke sekolah, ibu-ibu tinggal di rumah,
jika akut tinggal seorang di rumah, mulakanlah zikir pada Allah. Masa-masa yang
terluang dan kosong perlu dipenuhi dengan berzikir. Rasulullah (sallalaahu alayhi
wasalam) bersabda, jangan ada masa yang berlalu tanpa mengingati Allah. Lidah perlu
sentiasa dibasahi dengan zikrullah. Di setiap rumah perlu ada halqah ta’leem setiap hari.
Selagi ada pebicaraan membesarkan Allah Ta’ala, di situlah Rahmat Allah akan
mencurah-curah. Suasana tenang dan lapang akan terwujud di situ. Allah Ta’ala akan
mengingati peserta-peseta majlis yang mengingati Allah dalam majlis yang lebih baik.
Para malaikat Rahmat mengerumuni majlis zikrullah dengan bertindan-tindan hingga ke
langit. Dalam masa yang sama, anak-anak duduk dalam majlis berserta para malaikat.


Oleh kerana itu, mereka juga akan mempunyai sifat taqwa, taat dan bersifat ehsan seperti
para malaikat. Jika anak-anak sentiasa diselubungi suasana syaitan di rumah, dan jika di
sekolah juga mereka diselubungi suasana syaitan, dan jika Susana di luar rumah juga
diselubungi suasana syaitan. Kita sendiri semua tahu apakah suasana dalam rumah kita.
Jadi, jika anak-anak sentiasa diselubungi dengan suasana syaitan, mereka akan jadi
menyamai syaitan. Oleh seab itu, adalah sangat mustahak untuk diwujudkan halqah
ta’aleem di rumah. Berapa lama masa ta’leem tersebut? 2 jam; 1½ jam, sejam; sekurang-
kurangnya setengah jam. 15 hingga 20 minit digunakan untuk membaca kitab Fadha’il
‘Amal. 10 hingga 15 minit dari masa perlu digunakan untuk muzakarah 6 perkara. Esok
mak memperkatakan tentang 6 perkara, lusa ayah akan memperkatakan tentang 6
perkara. Jika nenek ada di rumah, nenek juga perlu memperkatakan tentang 6 perkara.
Kenapa? Supaya setiap seorang ahli rumah boleh jadi daa’ie (penyeru agama Allah).
Semua ahli di rumah perlu ada rasa bahawa tanggungjawab menyampaikan agama
kepada seluruh manusia adalah tanggungjawab saya.

Bagi anak-anak, adalah tidak memadai dengan mengajar mereka, tetapi juga dengan
menunjukkan contoh teladan kepada mereka. Bila satu anak tengok ayahnya sedang
berbaring, tak berkufiyyah dan tak berbaju. Apabila tiba waktu ta’aleem di rumah, ayah
terus pakai baju dan pakai kuffiyah. Kemudian ayah mengambil wudhu’ dan mendatangi
majlis ta’leem rumah dalam keadaan mendekati Allah. Selepas anak lihat ayah
melakukan perkara ini beberapa hari, dia pun akan buat persiapan yang sama, dan dia
sendiri akan menyiapkan diri dia untuk lebih mendekati Allah. Dalam masa 10 hingga 15
minit memperkatakan tentang 6 perkara, 6 perkara ini akan terpahat dihati anak. 6
perkara ini boleh dihuraikan sehingga berjam-jam secara mendalam dengan menyebutkan
ayat-ayat al-Quran dan hadith-hadith namun takkan habis.

Asuh dan ajarkan anak-anak tentang kebesaran Allah Ta’ala. Ajarkan mereka macamana
Allah Maha Mencipta segala sesuatu. Ajarkan mereka bagaimana Allah Ta’ala membantu
para nabi dan ambiya’ (alaihimusalam). Anak-anak perlu mendengar kisah-kisah para
nabi dan rasul (alayhmusalam). Anak-anak perlu mendengar kisah-kisah para sahabat
(radiyalaahu anhum). Sayidinna Khalid (radiyalaahu anhu) begini, dia telah lakukan itu


dan ini, bila berlaku sesuatu perkara, di telah buat begini begitu. Sayidinna Bilal
(radiyalaahu anhu) telah melakukan pengorbanan begini, dan dia dilantik sebagai
mua’zzin Rasulullah (sallalaaahu alayhi wasalam). Buangkan cerita-cerita kanak-kanak
yang buruk yang lazimnya diperkatakan kepada anak-anak sekarang, tetapi banyakkan
cerita tentang kisah-kisah para sahabat kepada anak-anak. Kamu hendaklah berbicara
mengenai kisah-kisah yang mulia kepada isteri kamu suaya mereka boleh menyampaikan
kepada anak-anak.

Halqah dan majlis ta’leem di rumah yang dibuat secara istiqomah dan berterusan akan
mewujudkan keghairahan untuk mentaati agama. Dalam suasana mengajar iman, iman
akan menjadi lebih mantap dan kuat dan tertancap dengan kuat di dalam hati. Iman akan
mendorong ibu-ibu untuk mengetahui apa perintah-perintah Allah Ta’ala dan apa sunah-
sunah Rasulullah (sallalaahu alayhi wasalam). Kemudian ibu-ibu dan anak-anak akan
mulai bertanya suami dan ayah mereka untuk bertanyakan kepada alim ulama’ tentang
berapa banyak perintah-perintah Allah Ta’ala dan sunah-sunah Rasulullah (sallalaahu
alayhi wasalam) yang boleh diwujudkan dalam rumah mereka. Jika usaha atas iman
wujud di dalam rumah-rumah, maka ianya akan mewujudkan keinginan untuk menerima
dan melaksanakan segala perintah-perintah Allah Ta’ala.

Seringkali di dalam majlis masturat, bapak-bapak memberikan anjuran dan nasihat untuk
menutup aurat dan memakai hijab atau purdah bagi wanita. Tetapi bapak-bapak lalai dari
mengusahakan atas iman mereka, hanya beri arahan saja untuk memakai hijab atau
purdah. Ini bukanlah cara yang betul. Pertama sekali, seseorang itu perlu berusaha untuk
mewujudkan suasana membina iman di rumah, kemudian hanyasanya apabila iman telah
mulai baik dan mantap, mereka akan mulai sedar akan segala perintah-perintah Allah
Ta’ala yang perlu mereka laksanakan, dan mulai menyakini bahawa kejayaan hanyalah
dapat dicapai dengan mematuhi segala perintah Allah, manakala keingkaran terhadap
perintah Allah akan menjerumuskan mereka ke dalam kegagalan.

Kumanddie Welcomes you to ARMAGEDDON'S DEATH ZONE